Powered By Blogger

Senin, 02 April 2012

Artikel_qu

H
idup itu tak kan pernah bisa dihargai jika belum menemukan suatu perbandingan akhir, yaitu mati. Melihat sekeliling, sudah banyak bertebaran gundukan tanah bertuliskan nama mantan bernyawa..... (alm/ almh)
siapapun tentu akan berdecak,,, “mmmhhhhhh,,,,,, innalillahi wa inna ilahi roo ji’uun” atau hanya diam karena sedih, karena senang, karena bingung atau karena ingat akan menyusul suatu saat.
Memang tidak akan pernah ada yang mengira suatu kejadian yang tidak akan bisa terelakan jika “ITU” sudah datang. Saya pernah diberi suatu pelajaran mengenai, ada tiga panggilan yang selalu hadir untuk didengar, yaitu adzan, maut, dunia. Tapi satu panggilan yang tentu sebagian orang akan mencoba untuk menawar kapan-kapan saja datang bertamunya, yaitu MATI.
Jika saja bisa toh..
Tapi memang dan tidak akan pernah bisa untuk di tolak, di hindari, ditawar. Jika dalam islam dikenal ada 2 taqdir yaitu mubram dan muthlaq, hanya mati yang merupakan taqdir yang pasti dan tidak bisa diubah. Kematian hanya satu dari sebagian kejadian mengerikan yang akan mendatangi manusia. Saya juga tentunya, meskipun dalam kondisi siap atau tidak, sedang dimana, dengan siapa, lagi apa, berdosa atau sedang berpahala, tentu tidak akan pernah ada yang menduga.
D
alam agamaku, yaitu ISLAM... mati itu merupakan SUNATULLAH yang menghinggapi relung jiwa manusia. Mati itu hal kecil dari bagian besar kekuasaan TUHAN yang selanjutnya akan menjadi hal besar... mati merupakan awal mula dari kejadian berikutnya menuju ke kehidupan yang sebenarnya,, AKHIRAT,,,,
mempercayai suatu kematian adalah suatu keharusan untuk membuktikan bahwa orang tersebut mempunya keyakinan bahwa dunia bukanlah semata-mata tempat untuk hidup,,, dalam kitabq yaitu ALQURAN dijelaskan mengenai hal tersebut :
Artinya : (yaitu) mereka yang beriman[1]kepada yang ghaib[2], yang mendirikan shalat[3], dan menafkahkan sebahagian rezki[4] yang Kami anugerahkan kepada mereka.(QS. AL-Baqarah : 3)

Artinya : Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati[5], supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah :56)
 
Artinya : Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Al-Imran : 145)
Jadi memang sudah sangat jelas, mati adalah jalan terakhir yang memang harus dan harus mau dilewati, meski terkadang ada yang dengan begitu plonk atau lancar melaluinya atau bahkan ada yang merasa sangat sempit melewati hal tersebut. Tapi bagaimanapun juga, tanpa mati gak kan ada yang pernah berakhir dengan end yang “happy or unhappy” jadi gimana nie..
Sulit untuk dikatakan, tak bisa dibayangkan dan mudah untuk melihat melalui orang lain. Tuhan itu Maha Mengetahui akan kapan orang itu akan mati, Dia yang memberi takdir atas Hamba-Nya, jadi percuma rasa takut dan berlari sekencang atau bersembunyi dimanapun selagi Tuhan itu masih ada, dan Dia tidak akan pernah memberi kita kesempatan untuk menunda hal itu (MATI), karena kematian adalah pasangan dari kata “KEHIDUPAN” kearah “SELANJUTNYA”.
By : Dora       


 


[1] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.
[2] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya kepada yang ghjaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat, Hari akhirat dan sebagainya.
[3] Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
[4] Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. Menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.
[5] Yang dimaksud dengan mati di sini menurut sebagian Mufassirin ialah: mati yang sebenarnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar