Powered By Blogger

Selasa, 31 Januari 2012

orang tua lalai,, anak akan terbuai

zaman sudah maju,,, itulah sebagian besar perkataan untaian kalimat yang sering diutarakan oleh setiap orang yang melihat dunia sekarang ini.
teknologi yang semakin berkembang, maju, canggih, modern, mutakhir,, mendorong siapapun tentu ingin menjadi yang pertama mengetahui, mencoba bahkan memilikinya. memang tidaklah bisa dipungkiri lagi bahwa hal tersebut bukanlah suatu kesulitan yang sangat untuk saat ini, memang jika  dilihat dengan status kedudukan harta, hanya yang mampu saja yang mampu untuk mengerti dan memiliki. tapi untuk saat ini, tidak ada kata-kata untuk "barang mahal", semua khalayak mampu untuk memiliki produk kecanggihan dunia saat ini. teknologi yang tentu akan membuktikan seberapa semangatnya seseorang untuk mengikuti dan mencicipi perkembangan tersebut. tidaklah dipunkiri, status inteligensi tidaklah bisa mengukur keseluruhan dari kemampuan untuk menggunakan hal itu.
orang yang tidak pintar sekalipun bisa dengan mudah untuk menggunakan produk yang canggih tersebut, lihatlah perbandingan dunia sekarang dengan "tempoe doeloe" sungguh sangat berbeda jauh. seseorang sudah bisa menggunakan kecanggihan dengan mudah daripada dulu karena keterbatasan ruang, waktu, biaya dan kedudukan. status seorang anak yang masih dalam tahap muda tidaklah boleh menggunakan suatu benda yang bukan pada ukuran usianya, akan tetapi saat ini sudah banyak terlihat bahwa anak sekarang bukan main sudah begitu mahir menggunakan benda canggih bahkan melebihi orang dewasa pola kemampuan dan keinginan mereka. tetapi dibalik semua itu, menyimpan banyak ketakutan yang sangat bagi perkembangan dan pertumbuhan mereka, orang tua seharusnya bisa mengerti seberapa jauh perkembangan benda yang akan dipergunakan oleh anak mereka. karena sedikit saja kesalahan akan mengakibatkan suatu hal yang fatal meskipun bukan untuk saat itu. dewasa saat ini sudah bisa terlihat begitu banyaknya kejadian yang diluar kendali dari keadaan rendahnya moral seseorang. akibat dari kecanggihan yang begitu bangga dari orang tua untuk anaknya tetapi membawa resiko besar bagi mereka yang kurang diawasi dan di manage oleh orang tua. sehingga dengan keadaan saat ini yang menuntut suatu pengawasan ekstra memang diperlukan, sosok kehadiran orang tua yang turut campur dalam pertumbuhan dan pergaulan anak mereka dalam lingkungan dunia yang sudah canggih saat ini, karena jika dengan adanya pengawasan, bimbingan dari dini akan mengurangi dari dampak kesalahan yang akan ditunjukan oleh anak mereka disaat dewasa nanti.

semoga bisa diambil manfaatnya,,, meski masih muda tulisannya dan banyak sekali kesalahan.

wasssalam from DORA :)

Senin, 30 Januari 2012

Kepada siapa agama itu sebenarnya???????


Inilah sebenarnya yang menjadi pertanyaan!!! Apabila Nabi-nabi itu semua dari Tuhan, mengapa ajaran-ajaran mereka itu berbeda-beda? Apakah Tuhan mengajarkan soal-soal yang berbeda pula? Orang biasa sajapun akan berusaha tetap kepada apa yang diajarkannya dalam waktu dan tempat yang berbeda-beda. Jawaban pertanyaan ini adalah bahwa bila keadaan itu tetap sebagaimana biasa, maka adalah tidak perlu dikeluarkan petunjuk yang berbeda-beda. Tetapi sewaktu keadaan itu sudah berubah, adalah suatu kebijaksanaan bahwa ajaran itu harus berbeda-beda. Pada masa Adama a.s. umat manusia itu hidup dalam satu tempat, oleh karena itu maka ajaran yang coraknya satu itu telah mencukupinya. Hingga zaman Nabi Nuh a.s. umat manusia itu hidup dalam tempat-tempat yang terpencil. Setelah Nuh a.s. inilah,, maka umat manusia itu merata di pelbagai dunia ini. Sampai kepada Nabi Muhammad saw, yang memberikan ajaran untuk menyatakan bahwa Tuhan itu Esa, tuhan berhak disembah, yang memberikan petunjuk kepada semua golongan umat manusia disemua negeri dan bukan untuk satu golongan tertentu.
Kenyataan umat manusia dewasa ini terbagi atas pelbagai agama. Dari kenyataan ini dapat diibaratkan sebagai sebuah sungai yang mempunyai beberapa anak sungai, tetapi akhirnya menjadi satu sungai yang besar dan mengalir dalam laut dan disitulah kebagusan dan kemegahannya kelihatan. Tujuan akhir yang menyempurnakan hukum yang sebenarnya adalah suatu hukum yang memberikan suatu pencerahan, petunjuk dan keterangan permasalah dan pembahasan mengenai semua aspek dalam semua kehidupan orang-orang, Muhammad saw, membawa sebuah hukum dari Tuhan yang berupa kitab Alquran. Membuktikan tentang ke esaan Tuhan dan mengajarkan satu tujuan agung penghabisan yaitu islam, yang untuk tujuan itu manusia itu diciptakan; apabila Alquran tidak membawa ajaran ini, maka ajaran dari nabi manakah yang akan menerangkan? Sudah barang tentu bukanlah kitab injil, karena injil hanya membicarakan soal Tuhan anak cucu israil.  Juga bukan ajaran nabi Isa a.s. karena isa sendiri bukanlah seorang nabi untuk semua umat manusia. Ia sendiri menyatakan;
“ jangalah kamu sangkakan Aku datang hendak merombak hukum torat atau kitab nabi-nabi: bukanya Aku datang hendak merombak, melainkan hendak menggenapinya. Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sehingga langit dan bumi lenyap, satu noktah atau satu titikpun sekali-kali tiada akan lenyap daripada hukum Torat itu sampai semuanya jadi”. (Matius 5:17, 18)
Juga bukan kitan yang dibawa Zoroaster, karena kitab itu mengajarkan bahwa petunjuk Tuhan hanya diberikan kepada bangsa Iran belaka. Juga bukan kitab Weda, karena para rishi mengajarkan keharusan adanya hukuman menuangkan timah yang mendidih ke dalam telinga orang-orang sudra, - penduduk india asli- yang berani mendengarkan bacaan kitab weda. Juga bukan Buddha, karena sekalipun kepercayaan tentang Buddha itu tersiar ke negeri Tiongkok setelah Buddha meninggal, tetapi ajaran Buddha itu sendiri tidak pernah melintasi daerah perbatasan India. Oleh karena itu memang sebelum datangnya Nabi Muhammad saw tidak ada seorang nabi yang diutus kepada seluruh umat manusia dan sebelum Alquran, tidak ada sebuah kitab suci yang ditujukan kepada seluruh umat manusia . hanya nabi Muhammad saw yang menerangkan:
“ katakanlah: “ hai manusia, sesuangguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada tuhan selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Karena itu berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”. (QS. Al-A’raaf:158)
Sehingga telah jelas bahwa islam memberikan ruang yang luas untuk semua orang yang ingin mempelajari, menyelidiki, mempercayai dan meyakini sebagai suatu aqidah. Islam memberikan suatu tempat yang universal dan logis, peradaban yang telah berbeda-beda dari zaman lampau sampai saat ini tentu memberikan suatu bentuk pemikiran yang berbeda-beda bagi tiap orang, islam dengan eksistensinya dari awal sampai saat ini tetap memberikan suatu bukti dan petunjuk untuk semua orang dengan tingkat zaman, pemikiran, status, permasalahan yang tidak pernah berubah di dalamnya.
Semoga bermanfaat dan dapat ditarik kesimpulan yang tidak merendahkan agama lain. Hanya suatu bentuk pembelajaran dan pengertian yang membutuhkan pencernaan dan pemahaman untuk yang berpikir. Wassalam... DORA

Senin, 09 Januari 2012

m a teacher

my_video

BK_q


BAB I
PERMASALAHAN

Anak merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang mendominasi dalam perkembangan kehidupan. Mereka adalah dasar awal terbentuknya komunitas masa depan. Suatu proses dari manusia yang menuju kedewasaan.
Proses dari perkembangan dan pertumbuhan adalah suatu hal yang akan menentukan nanti bagaimana, siapa dan akan menjadi apa mereka kelak. Proses dari perkembangan seorang anak dibentuk dari tempat dan siapa yang mengikuti proses tersebut. Anak yang tidak didukung oleh keduanya maka akan terbentuklah sosok individu yang tidak seimbang. Maksudnya, ketidak-seimbang-an tersebut adalah dari pola pikir, moral, intelegensi, agama, dan kepribadian.
Saat ini seperti yang sudah tentu banyak dijumpai, seorang anak yang telah mengalami suatu proses yang seharusnya tidak mereka dapatkan dan mereka terapkan dalam usia yang masih terbilang muda, labil dan tumbuh.
Suatu hal baru yang ditemui pada zaman saat ini, saat seorang anak tidak dapat mengimbangi intelegensi, moral dan agamanya dalam dirinya. Melihat kebelakang, anak yang tumbuh saat itu sangat berbeda dengan anak saat ini. Memang jika dibandingkan akan sangat terlihat sangat signifikan, anak dahulu sangat tunduk, hormat, santun dan juga tahu dengan tata krama dan kepribadian yang baik dengan orang lain terutama guru, orang tua atau orang yang jauh usianya dari anak tersebut. Walaupun saat itu mereka tidak begitu mengenal dengan pendidikan kepribadian baik itu dari sekolah atau dari umum. Akan tetapi anak sekarang yang tentu marak dan lebih terbantu dengan pendidikan, dan media serta sarana dan prasarana saat ini yang mendukung dalam perkembangan tidak membantu mereka untuk tumbuh dalam perkembangan yang baik dan seimbangan.
Anak yang seharusnya terlahir dan tumbuh dengan baik justru terancuni oleh proses tersebut. Bisa dilihat saat ini, dimana seorang anak sangat rendah tingkat kepribadian dan moralnya terhadap orang yang usianya lebih dari mereka. Bertanya mengapa hal tersebut bisa terjadi, faktor dari hal tersebut adalah pengaruh dari sosial dan psikologi serta keluarga yang membantu dalam proses tersebut.
Sosial yang merupakan tempat keduanya dalam proses pertumbuhann dan perkembangan anak setelah keluarga. Anak yang mengecap asupan dari lingkungan tidak/ belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, karena tampilan dari asupan tersebut tidak bisa terlihat baik/buruk dalam pikiran anak saat ia berkumpul dan bergaul dengan sosialnya; yaitu temannya. Sedangkan keluarga adalah pendidikan/ sekolah awal bagi anak, tetapi juga bisa menjadi awal dari berubahnya kepribadian anak. Keluarga merupakan salah satu tempat yang bisa merubah atau justru merusak pola pikir seorang anak. Saat keluarga menjadi pendidik/ sekolah bagi anak maka perkembangan anak akan berjalan dengan baik dan asupan buruk yang diperoleh anak akan bisa dicegah atau diperbaiki oleh keluarga. Sedangkan jika keluarga tidak memperhatikan atau tidak menjadikan sebagai pengawasan dalam pertumbuhan anak maka bisa terjadi hal yang memang tidak diinginkan dalam pribadi anak tersebut. Adapun psikologi anak merupakan pembawaan atau diri anak sendiri. Kejiwaan anak juga berpengaruh dalam perkembangan anak sendiri. Meskipun tidak terlihat langsung, akan tetapi kejiwaan adalah dasar juga dalam pola pikir si-anak. Kejiwaan akan berpengaruh buruk saat kedua lingkungan yang disebutkan tadi tidak bisa memberikan suatu nilai yang positif bagi kejiwaan anak. Karena jika tidak maka akan menyebabkan suatu hal yang tentu akan sangat buruk, berupa suatu penyakit kejiwaan; acuh, stress, bingung, dan lain sebagainya.
Sehingga dengan melihat ketiga hal tersebut akan menjadikan suatu pertimbangan bagi ke dua lingkungan untuk berpikir bagaimana mengubah anak sebelum ia berubah terlebih dahulu ke arah yang tidak semestinya, dalam hal ini kurangnya moral yang positif pada diri anak.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Identifikasi
Adapun identifikasi dari anak yang akan diteliti dalam hal ini yaitu
Nama                                 : Muhammad Faiz Mubarak
Tempat/ Tanggal Lahir      : 23 Desember 2004
Alamat                              : BSD Blok O No.1 Kelurahan Air Lintang Muara Enim
Sekolah                             : MIN I Muara Enim
Kelas                                 : I (Satu)
Orang Tua                         :
Ayah                                 : Hari Handoko,S.Pd.I
Pekerjaan                           : PNS Departemen Agama Muara Enim
Ibu                                     : Izzah Hidayati
Pekerjaan                           : Ibu Rumah Tangga
Alamat                              : BSD Blok O No.1 Kelurahan Air Lintang Muara Enim

B.     Penyebab
Dari pemaparan identifikasi anak di atas, memang tidak terlihat penyebab dari permasalahan yang dialami anak tersebut. Kondisi keluarga yang mendukung dalam pemberian pendidikan, orang tua yang background-nya dari pendidikan agama memang tidak dipungkiri anak akan kehilangan atau tidak mengenal sama sekali pendidikan agama yang mempengaruhi moral dan akhlaknya.
Akan tetapi di luar dari keluarga, anak memang tidak terlepas dari suatu lingkungan lain yaitu pergaulannya. Anak tersebut yang jauh dari pantauan orang tua saat ia ada pada lingkungan pergaulannya yang turut menyebabkan berpengaruhnya akhlak dan moral anak tersebut. Berikut adalah penyebab lebij lengkapnya terhadap perubahan moral dan akhlak anak, yaitu sebagai berikut :
1.      Teman sepermainan yang tidak mengenal baik dan buruk, karena anak memang dan belum mengerti untuk membedakan teman yang baik dan mana yang tidak.
2.      Kurangnya pengawasan orang tua saat anak ada di luar rumah.
3.      Pengaruh lingkungan yang memberikan hal baru bagi anak baik itu dalam hal psikomotor, maupun perkembangan otaknya.
4.      Kurangnya bimbingan orang tua dan masyarakat terhadap perkembangan anak yang masih dalam tahap kanak-kanak yang labil dan butuh bimbingan untuk mengenal kepribadian lebih dalam.
5.      Perkembangan teknologi dan informasi yang turut memberikan dampak buruk pada pola pikir dan moral serta akhlak anak.
Hal tersebut di atas merupakan penyebab dalam perubahan moral dan akhlak anak yang tidak/ belum seharusnya dimiliki anak untuk usia yang masih terbilang muda (kanak-kanak).



C.    Langkah-langkah
Melihat dari penyebab dan hasil yang di tunjukan anak yang jauh dari kata moral dan akhlak anak seharusnya, maka langkah-langkah untuk memperbaiki hal tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Orang tua aktif dalam memberikan pengawasan terhadap pergaulan anak, dengan tetap tidak membatasi anak secara spontan dan sekaligus, karena itu akan menyebabkan anak menunjukan sikap baru yaitu membangkang. Orang tua dengan tetap membiarkan anak bermain dalam pergaulan dengan teman-temannya, akan tetapi orang tua melihat (mengawasi) gerak anak yang jika tidak sesuai maka orang tua harus membimbing dan memberikan peringatan serta nasihat saat anak tersebut dalam pergaulannya.
2.      Memberikan pemahaman kepada anak mengenai baik dan buruknya lingkungan yang tidak sesuai dengan pribadi yang baik. Memberikan contoh langsung baik itu dengan mengajarkan anak melihat /  menonton mengenai perbuatan atau tingkah laku yang baik dan buruk serta memberikan contoh dampak yang akan ditimbulkan oleh hal tersebut.
3.      Orang tua mendidik anak dengan formil dan informil serta informal yang berkaitan dengan pendidikan kepribadian yang berpengaruh terhadap tingkah lakun dan moral anak tersebut.
4.      Anak diberikan banyak pengetahuan dan pendidikan awal yang harus dipersiapkan sebelum ia masuk dalam lingkungan pergaulannya nanti. Sehingga anak akan sedikit banyak mengetahui mana yang boleh ia perbuat dan mana yang tidak boleh ia lakukan.



BAB III
KESIMPULAN

Dengan melihat realita saat ini yang kental dengan turunnya akhlak dan moral, mempengaruhi pada perkembangan anak saat ini. Kurang begitu perhatiannya melihat anak yang masih dalam usia kanak-kanak larut dalam keadaan yang mengenaskan. Akhlak dan moral yang tidak seimbang dengan intelektualitas anak yang diberikan oleh pendidik memang sangat berpengaruh pada kepribadian anak. Menurunnya akhlak dan moral anak disebabkan oleh banyak hal, berikut adalah penyebab dari turunnya akhlak dan moral anak yaitu sebagai berikut :
1.      Teman sepermainan yang tidak mengenal baik dan buruk, karena anak memang dan belum mengerti untuk membedakan teman yang baik dan mana yang tidak.
2.      Kurangnya pengawasan orang tua saat anak ada di luar rumah.
3.      Pengaruh lingkungan yang memberikan hal baru bagi anak baik itu dalam hal psikomotor, maupun perkembangan otaknya.
4.      Kurangnya bimbingan orang tua dan masyarakat terhadap perkembangan anak yang masih dalam tahap kanak-kanak yang labil dan butuh bimbingan untuk mengenal kepribadian lebih dalam.
5.      Perkembangan teknologi dan informasi yang turut memberikan dampak buruk pada pola pikir dan moral serta akhlak anak.
Penyebab yang membuat anak berlaku seperti tersebut dapat dicegah atau diperbaiki dengan mengadakan bimbingan terhadap anak yang seharusnya memang utama dilakukan dan diterapkan terlebih dahulu pada lingkungan keluarga, orang tua yang nantinya terus mengupayakan untuk meneruskan bimbingan diluar keluarga dengan memberikan pendidikan informil, formil dan informal yang mendukung dalam memperbaiki, membimbing anak. Selain itu orang tua dituntut memberikan pengetahuan dan pengawasan ekstra terhadap anak, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan pada anak yang masih dalam tahap kanak-kanak. Karena dari saat itulah akan berpengaruh juga pada anak saat ia menginjak dewasa.