Powered By Blogger

Selasa, 15 Mei 2012

all about I_N_T_E_R_N_E_T


Menurut Setiawan (2009: 18-19) menyatakan bahwa aktifitas-aktifitas penggunaan internet dibagi dalam empat kelompok kepentingan yaitu sebagai berikut:
Pertama E-mail melalui internet dapat mengirim maupun menerima surat elektronik keseluruh dunia. Kedua, aktifitas kesenangan (fun activities) yaitu aktifitas yang sifatnya browsing untuk kesenangan atau hiburan, seperti chatting, game online, download klip atau video, mengunjungi situs social networking,mengunjungi situs-situs pornografi, blogging, membaca komik online. Ketiga kepentingan informasi (information utility) yaitu aktifitas internet untuk mencari informasi yang berskala nasional maupun internasional. Bahkan situs koran  atau majalah tertentu juga menyediakan berita-berita terkini yang akan dikirim melalui e-mail apabila kita mendaftar untuk ikut menerima berita tersebut. Keempat, transaksi (transaction) yaitu aktifitas transaksi (jual-beli) melalui internet, seperti membeli sesuatu, memesan tiket perjalanan atau online banking.[1]

Saat ini, internet bukanlah menjadi barang “lux” lagi, bahkan sudah menjadi suatu hal yang lumrah dan kebutuhan (konsumsi) umum/ publik. Suatu hal yang tidak terpisahkan dalam aktifitas keseharian baik sebagai pelajar, mahasiswa, pebisnis, kalangan rumah tangga, pendidik, khalayak umum. Penggunaan atau pemanfaatannya pun berbeda satu sama lain tergantung dari kebutuhan ataupun keinginan, sesuai dengan pendapat dari Setiawan di atas.
Internet seperti yang telah dijelaskan sebagai sebuah produk cyberspacespace atau virtual world (dunia maya) memberikan peluang yang bebas kepada semua individu yang menggunakannya mengambil konten atau fasilitas produk yang ditawarkan tanpa ada batas ataupun larangan untuk semua kalangan. Dengan demikian tidak ada pertanggung jawaban dari informasi yang disediakan. Filter individu menjadi penyerap informasi dan penentu dampak yang ditimbulkan. Positif atau tidaknya efek atas informasi tersebut sangat bergantung dari individu yang menerimanya. Untuk itu diperlukan nilai-nilai moral dan etika untuk menghindari dari pergesekan yang akan menimbulkan konflik tersebut.
Keburukan yang ditimbulkan oleh internet hanya bisa di tanggulangi oleh individu itu sendiri, tidak ada larangan keras untuk menolak atau membatasi gerak seseorang. Islam menjelaskan bahwa tiap gerak individu adalah dari individu dan untuk individu itu sendiri. Sesuai dengan firman Allah SWT yaitu sebagai berikut:
Artinya:  Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.[2]
Manusia yang hakikatnya adalah makhluk yang berkembang karena dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan, adalah salah satu hakikat wujud manusia.  Manusia mempunyai banyak kecenderungan; ini disebabkan oleh banyaknya potensi yang dibawanya. Dalam garis besarnya, kecenderungan itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu kecenderungan menjadi orang baik dan kecenderungan menjadi orang yang jahat. Hadis Rasulullah SAW menerangkan sebagai berikut:
Artinya: tiap orang dilahirkan membawa fitrah; ayah dan ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Menurut hadist ini, manusia lahir membawa kemampuan-kemampuan; kemampuan itulah yang disebut sebagai fitrah. Fitrah yang disebut adalah potensi. Potensi adalah kemampuan; jadi fitrah yang dimaksud  adalah pembawaan. Ayah dan ibu dalam hadist ini adalah lingkungan . Sebagaimana yang dimaksud kedua-duanya menentukan perkembangan seseorang.[3]
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa lingkungan yang merangkap tiga pengawas yaitu keluarga (orang tua), sekolah (guru), lingkungan (masyarakat) memiliki andil masing-masing dalam mengatur kepribadian seoran g individu dalam hal ini adalah anak.
Banyaknya fasilitas internet seperti yang telah dijelaskan dan fungsi perannya dapat menimbulkan pengaruh positif dan negatif dalam kehidupan seseorang. Berbagai pengaruh positif diantaranya adalah memperluas pertemanan, menambah wawasan dan pengetahuan, berinteraksi dan memperlancar serta memudahkan berbagai aktifitas baik dalam bekerja, berbelanja maupun mendapatkan informasi yang edukatif. Adapun pengaruh negatifnya adalah terbukanya akses negatif bagi anak dengan informasi buruk di dalamnya seperti materi seks, kekerasan, dan lain-lain yang di sajikan secara terbuka tanpa ada penghalang. Bisnis pornografi merupakan salah satu bisnis nomor satu dalam dunia online. Untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, banyak penyedia jasa pornografi mempromosikan dengan berbagai cara. Bahkan tanpa diundang, situs seperti itu bisa saja muncul tiba-tiba melalui E-mail maupun layar Pop-up.
Seorang anak yang sudah kecanduan pornografi internet akan sulit menghentikan kebiasaannya sehingga ia akan melakukan hal tersebut berulangkali. Ciri-ciri anak yang sudah kecanduan internet umumnya akan marah bila dibatasi penggunaan internet. Cenderung enggan berkomunikasi dengan orang lain serta bersifat tertutup atau hanya mau berteman dengan orang tertentu saja.
Anak dapat merasa bersalah tetapi tidak berani mengutarakan perasaanya kepada orang tuanya karena takut atau kesibukan orang tuanya. Dalam keadaan cemas, otak berputar 2,5 kali lebih cepat dari putaran biasa pada saat normal. Akibatnya otak seorang anak dapat menciut secara fisik sehingga tidak berkembang dengan baik. Selain itu, gambar-gambar cabul yang ada di situs porno biasanya akan melekat dan sulit untuk dihilangkan dalam pikiran anak dalam jangka waktu yang cukup lama
Menurut Abraham (2010:47) mengemukakan beberapa hal yang perlu diketahui tentang tanda-tanda umum kecanduan internet berikut ini:
(1)Selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktu di internet sehingga akan menguras waktu efektif yang ada. (2) jika tidak menggunakan internet, muncul gejala-gejala penarikan diri seperti kecemasan, gelisah, mudah tersinggung, bergetar, menggigil, gerakan mengetik tanpa sadar, obsesif, hingga berhayal atau bermimpi tentang internet. (3) jika terhubung dengan internet, gejala-gejala penarikan diri tersebut akan hilang atau berkurang. (4) mengakses internet lebih lama dari yang diniatkan. (5) cukup banyak porsi kegiatan yang digunakan untuk aktifitas terkait internet termasuk email, browsing, chatting. (6) mengurangi kegiatan penting baik dalam pekerjaan, sosial atau rekreasi demi menggunakan internet. (7) hubungan sosial , pekerjaan atau pendidikan terancam tergganggu karena penggunaan internet yang berlebihan. (8) internet digunakan untuk melarikan diri dari perasaan bersalah, tak berdaya, kecemasan, depresi. (9) menyembunyikan penggunaan internet dari keluarga atau teman.[4]
Selain dari negatif internet berupa fasilitas pornografi, adanya game online juga berpengaruh negatif bagi anak. Kecenderungan mendapatkan hiburan atau kesenangan berupa permainan yang lebih menarik karena tersedianya jenis dan macam game yang jauh lebih menantang dari permainan lainnya, mendorong dampak negatif berupa kecanduan anak untuk terus dan terus menggunakan permainan tersebut hingga selesai atau permainan baru yang selalu update setiap saat.  Dengan hal tersebut mendorong anak menghabiskan waktu hanya untuk bermain, sehingga menyita waktunya untuk beraktifitas atau belajar. Sosialisasi anak juga akan berpengaruh karena akan akan lebih condong bergaul dengan dunia maya daripada bermain dengan teman-teman. Hal tersebut akan berpengaruh dalam gerak saraf motorik, sensorik anak. Sehingga aktifitas otak akan mengalami penurunan yang tentu berakibat buruk pada pembentukan diri anak tersebut.
Selain dari itu, tingkah laku dan akhlak anak juga akan berpengaruh dalam hal ini. Seperti diketahui bahwa masalah akhlak adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang di mana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang. Karena kerusakan akhlak seorang mengganggu ketentraman yang lain. Jika dalam suatu masyarakat banyak yang rusak akhlaknya, maka akan guncanglahh keadaan masyarakat itu.[5]
Begitu juga dengan tingkah laku, dengan pola tingkah laku yang buruk akan berdampak kepada semua orang disekitarnya. Media internet yang merupakan sarana dan fasiltas modern bisa menjadi hal yang bisa merusak akhlak dan tingkah laku seorang anak.
Karena dalam diri seorang individu terdapat  jiwa al-nafs al-amarah yaitu kesadaran jenjang paling rendah, yang dikhususkan untuk semua naluri dan nafsu kebinatangan seperti makan, tidur, seks, keganasan, kerakusan, dan emosi-emosi seperti cinta, benci dan marah. [6]Yang ditegaskan dalam firman Allah SWT yaitu sebagai berikut:
artinya: Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyayang.[7]
Dengan internet, seorang anak akan bisa menjadi berubah drastis karena dampak dari penyampaian informasi yang tidak ada filter tersebut bisa memberikan suatu informasi yang negatif dan positif bagi anak, yang tentu tidak kesemuanya dimengerti dan di pahami bahaya yang ditimbulkan bagi anak itu sendiri. Sehingga dibutuhkan suatu pengawasan dari semua lingkungan untuk membantu anak dalam menggunakan internet agar tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak diinginkan.


[2] Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir Al-Quran. Al-Quran dan Terjemah.                                    ( Jakarta.1971)
[3] Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2008). Hal.,35.
[5] Nur Ahid. Pendidikan Keluarga: dalam perspeksi Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). Hal., 122.
[6] Hasan Langgulung. Asas-asas Pendidikan Islam. (Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna Baru, 2008). Hal.,276.
[7] Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir Al-Quran. Al-Quran dan Terjemah.                                  Op.cit

Selasa, 10 April 2012

MODERNISASI AKHLAK


D
unia modern???????? Modernisasi????????????????? Kolot no, primitif gk da lagi,,,, yg ada hanya 1 kata “MODERN”...
Apa maksud dari kata modern,, teknologi kah?, fasilitas?? Pendidikan??? Ilmu???? Perkembangan n kemajuan???? Tingkah laku???? Kebebasan???
M
eninjau dari kata modern sangatlah luas jika melihat dari pertanyaan yang diajukan di atas,,, untuk sekarang sudah tentu bisa dilihat dengan kacamata yang jelas, modern adalah suatu hal yang baru dengan peralatan, cara, pengetahuan, tingkah laku/ sikap. Modern dengan berbagai peraturan yang mengatakan “kebebasan”, setiap orang berhak untuk mencicipi modernisasi sekarang, tidak perduli itu dari masyarakat desa maupun kota, luar maupun dalam negeri, kalangan bawah ataupun atas, ustad maupun awam, pintar maupun bodoh, pendidikan ataupun bukan pendidikan, pemerintah atau rakyat biasa, bayi atau tua, semua bisa mencoba modernisasi sekarang. Terlihat sekali berbagai kemodern-an peralatan yang ditunjukan oleh masyarakat melalui berbagai jenisnya baik hp, tv, komputer, internet, dll.
T
api satu hal yang menurut saya modern tetapi bersifat primitif,, yaitu tingkah laku masyarakat tempo sebelum sejarah (prasejarah) dipakai oleh orang – orang sekarang dengan ditutupi oleh kemodernan pakaian, fasilitas, peralatan canggih disampingnya. Tingkah laku yang tergolong tidak sepadan dengan apa yang mengiringi kemodernannya,, kebanggaan akan kebebasan peraturan yang menjujung “KEBEBASAN HAK ASASI MANUSIA” bukan suatu “ PENGEKANGAN” PENJAJAHAN PRIVASI”,,, tapi semua itu hanyalah akal-akalan untuk menutupi semuanya. 
M
emang cenderung “KRITIK” kasar, tapi menusuk bagi yang merasa bahwa kritikan kepada mereka lebih men-judge mereka karena apa yang telah mereka lakukan dinilai baik, padahal jika dilihat tidak ada sama sekali sisi baiknya. Semua kritikan tidak akan pernah diterima terlebih jika membawa nama “AGAMA” yang cenderung bersifat “MENGEKANG, KOLOT, PRIMITIF”.
M
odern tidak akan pernah modern jika sifat seseorang tidak bisa mengiringi kebaikan dan kemajuan dari kata modern tersebut. Banyak pertanyaan yang akan timbul, untuk apa modern jika kita tidak modern,, tapi mereka memodernkan pribadi tidak lah salah jika mereka mengikutsertakan akhlak yang baik bagi perkembagan tersebut, agar seiring dengan sifat modern tersebut yaitu kemajuan bukan suatu kemunduran yang berlatar maju.

Senin, 02 April 2012

Artikel_qu

H
idup itu tak kan pernah bisa dihargai jika belum menemukan suatu perbandingan akhir, yaitu mati. Melihat sekeliling, sudah banyak bertebaran gundukan tanah bertuliskan nama mantan bernyawa..... (alm/ almh)
siapapun tentu akan berdecak,,, “mmmhhhhhh,,,,,, innalillahi wa inna ilahi roo ji’uun” atau hanya diam karena sedih, karena senang, karena bingung atau karena ingat akan menyusul suatu saat.
Memang tidak akan pernah ada yang mengira suatu kejadian yang tidak akan bisa terelakan jika “ITU” sudah datang. Saya pernah diberi suatu pelajaran mengenai, ada tiga panggilan yang selalu hadir untuk didengar, yaitu adzan, maut, dunia. Tapi satu panggilan yang tentu sebagian orang akan mencoba untuk menawar kapan-kapan saja datang bertamunya, yaitu MATI.
Jika saja bisa toh..
Tapi memang dan tidak akan pernah bisa untuk di tolak, di hindari, ditawar. Jika dalam islam dikenal ada 2 taqdir yaitu mubram dan muthlaq, hanya mati yang merupakan taqdir yang pasti dan tidak bisa diubah. Kematian hanya satu dari sebagian kejadian mengerikan yang akan mendatangi manusia. Saya juga tentunya, meskipun dalam kondisi siap atau tidak, sedang dimana, dengan siapa, lagi apa, berdosa atau sedang berpahala, tentu tidak akan pernah ada yang menduga.
D
alam agamaku, yaitu ISLAM... mati itu merupakan SUNATULLAH yang menghinggapi relung jiwa manusia. Mati itu hal kecil dari bagian besar kekuasaan TUHAN yang selanjutnya akan menjadi hal besar... mati merupakan awal mula dari kejadian berikutnya menuju ke kehidupan yang sebenarnya,, AKHIRAT,,,,
mempercayai suatu kematian adalah suatu keharusan untuk membuktikan bahwa orang tersebut mempunya keyakinan bahwa dunia bukanlah semata-mata tempat untuk hidup,,, dalam kitabq yaitu ALQURAN dijelaskan mengenai hal tersebut :
Artinya : (yaitu) mereka yang beriman[1]kepada yang ghaib[2], yang mendirikan shalat[3], dan menafkahkan sebahagian rezki[4] yang Kami anugerahkan kepada mereka.(QS. AL-Baqarah : 3)

Artinya : Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati[5], supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah :56)
 
Artinya : Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Al-Imran : 145)
Jadi memang sudah sangat jelas, mati adalah jalan terakhir yang memang harus dan harus mau dilewati, meski terkadang ada yang dengan begitu plonk atau lancar melaluinya atau bahkan ada yang merasa sangat sempit melewati hal tersebut. Tapi bagaimanapun juga, tanpa mati gak kan ada yang pernah berakhir dengan end yang “happy or unhappy” jadi gimana nie..
Sulit untuk dikatakan, tak bisa dibayangkan dan mudah untuk melihat melalui orang lain. Tuhan itu Maha Mengetahui akan kapan orang itu akan mati, Dia yang memberi takdir atas Hamba-Nya, jadi percuma rasa takut dan berlari sekencang atau bersembunyi dimanapun selagi Tuhan itu masih ada, dan Dia tidak akan pernah memberi kita kesempatan untuk menunda hal itu (MATI), karena kematian adalah pasangan dari kata “KEHIDUPAN” kearah “SELANJUTNYA”.
By : Dora       


 


[1] Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.
[2] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya kepada yang ghjaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat, Hari akhirat dan sebagainya.
[3] Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
[4] Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. Menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.
[5] Yang dimaksud dengan mati di sini menurut sebagian Mufassirin ialah: mati yang sebenarnya